คืนค่าการตั้งค่าทั้งหมด
คุณแน่ใจว่าต้องการคืนค่าการตั้งค่าทั้งหมด ?
ลำดับตอนที่ #2 : Teman baru
Sebulan setelah itu, Daw masih terus mencari Ice. Bahkan Daw setiap hari datang ke bar dimana tempat bertemunya dengan Ice.
"Sudah sebulan kita selalu datang kesini dan tidak menemukannya Daw. Aku rasa dia sudah pulang ke Negaranya. Sudahlah Daw, aku rasa kamu harus berhenti," ucap Gan sambil menenggak minumannya.
"Ku rasa apa yang dikatakan Gun ada benarnya Daw, jika memang dia menetap disini, dia pasti akan kembali lagi kesini. Sedangkan kita sudah sebulan selalu datang setiap harinya." Tambah Earth.
"Aku pasti akan menemukannya, bagaimanapun caranya." Jawab Daw mantap dan menenggak minumannya.
Kedua temannya hanya dapat menggelengkan kepala. Mereka paham betul sifat Daw bila sudah menyukai seseorang. Meskipun keujung dunia dia akan mencari, menemukan dan mendapatkannya.
Daw Lamon, mahasiswa Fakultas Komunikasi tahun ketiga. Terkenal di Fakultas sebagai pria yang tampan dan mempesona. Juga kedua sahabatnya yang sama tampan dan mempesonanya. Kemanapun langkah mereka selalu menjadi pusat perhatian Setiap orang. Mereka aktif di Basket dan renang. Semakin membuat mereka menjadi idola.
"Aku rasa kita harus pulang Daw, besok kita akan ada pertandingan Basket. Jangan sampai mabuk. Atau kita akan kalah," ucap Earth mengingatkan.
Dengan langkah gontai Daw hanya mengikuti ucapan sahabat-sahabatnya. Sembari masih sambil mengedarkan pandangannya, berharap dia dapat menemukan pria itu.
*****
"Sekarang silahkan kerjakan laporannya dengan berkelompok. Silahkan kalian membentuk kelompok kalian masing-masing," ucap dosen memberi arahan.
Ice yang tidak terlalu paham dengan perintah yang diberikan hanya diam ditempat dan melihat teman-temannya sibuk berkelompok.
"Apa laporan kali ini harus dikerjakan berkelompok yaa? Matilah aku kalo iya, aku bahkan tidak tau bahasa mereka, bagaimana caranya aku mendapatkan teman? Sudahlah, bikin sendiri saja laporannya. Toh aku bisa kok," gumam Ice dalam diamnya.
"Swa dii kha," sapa seorang perempuan dan dua laki-laki yang mendekati Ice. (Sapaan menggunakan bahasa thailand)
Namun Ice hanya diam dan menjawab salam mereka dengan mengkatupkan kedua tangannya.
"Apakah kamu bernama Ice?" Tanya wanita itu.
Ice yang tidak mengerti bahasa mereka hanya mengangguk, karna dia hanya mendengar namanya disebut.
"Apakah kamu mau bergabung dengan kelompok kita untuk membuat laporan?" Tanya laki-laki satunya lagi.
Membuat Ice semakin bingung harus berkata apa. Hingga dia hanya menuliskan sesuatu di kertas dan memberikan pada mereka.
"I'm sorry, but I don't understand what you're saying ." Tulis Ice. (Maaf, tapi saya tidak mengerti apa yang Anda katakan)
Ketiga orang itu yang membaca tulisan Ice dan tertawa garing. Karna mereka tidak begitu mengerti dengan bahasa Inggris. Sebenarnya Ice pun tidak fasih berbahasa Inggris, namun Ice bingung harus berbicara menggunakan bahasa apa.
Dengan bahasa yang seadanya kembali mereka memperkenalkan diri mereka dengan menggunakan bahasa Inggris.
"Hello Ice, my name is Flow, and him name is Imo, and him Neua." Ucap Flow memperkenalkan diri.
Dan Ice hanya mengangguk menjawab apa yang dikatakan Flow.
"And Ice would you like to join our group to make the report?" Lanjut Flow. (Dan Ice apakah Anda ingin bergabung dengan kelompok kami untuk membuat laporan?)
Ice langsung menuliskan sesuatu hal lagi di kertas dan memberikan kepada mereka.
"But wouldn't that be a problem? Because I don't speak your language and I don't understand, I'm afraid I'll trouble you." Tulis Ice. (Tapi bukankah itu akan menjadi masalah? Karena saya tidak bisa berbicara bahasa kalian dan saya tidak mengerti, saya khawatir saya akan merepotkan kalian)
Flow yang tidak tau artinya, langsung membuka google terjemahan untuk mengetahui arti dari tulisan Ice. Setelah paham dengan maksud Ice Flow pun tertawa dan berkata.
"Mai bpe rai khaa," ucap Flow spontan. (Tidak apa-apa)
Namun Ice hanya diam. Dan itu menyadarkan Flow bahwa Ice tidak mengerti.
"Aaahhh I mean no problem, don't worry, we can talk using google translate. And we'll teach you Thai, how about it?" Tulis Flow. ( Aaahhh maksud saya tidak masalah, jangan khawatir, kita bisa bicara menggunakan google translate. Dan kami akan mengajari Anda bahasa Thailand, bagaimana?)
"Flow apa yang kamu bicarakan padanya, kita tidak mengerti," bisik Imo.
"Aku hanya mengajaknya untuk bergabung dengan kita. Apa kamu tidak lihat dia itu pintar dan kita bisa tertolong bila bisa berteman dengannya," jawab Flow lagi.
Kedua temannya hanya mengangguk tanda mengerti maksud dari Flow.
"How's Ice, would you like to join our group?" Tanya Flow lagi. (Jadi bagaimana Ice, maukah kamu bergabung dengan kelompok kami?)
Ice tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya. Spontan mereka bertiga teriak kegirangan.
"Ice, What country are you from?" Tanya Neua. (Ice, dari negara mana kamu berasal?)
"Indonesia," tulis Ice.
"Waahhh itu Negara yang Indah," ucap Nuea menggunakan bahasa Thailand.
Ice hanya tersenyum karna tidak mengerti arti dari ucapan Nuea.
"Ice can you teach we Indonesian?" Tanya Flow antusias. (Ice bisakah kamu mengajari kami bahasa Indonesia?)
Dan Ice hanya mengangguk dan tersenyum.
"Aaiii you have a very beautiful smile, and you are also very cute," tambah Flow gemas dan mencubit pipi Ice. (Aaiii kamu memiliki senyum yang sangat indah, dan kamu juga sangat imut)
"Eeiiii Flow, kamu berlebihan," timpal Imo.
"Tapi memang dia sangat imut, dia begitu menggemaskan," ucap Flow lagi.
"Iya memang dia sangat imut dan lucu, aku pun jatuh hati padanya," timpal Nuea.
Sontak gelak tawa mereka memecah kelas. Dan Ice hanya diam karna tidak mengerti.
"they're talking about you, they say you're so cute and funny, Nuea is in love with you," tulis Flow. (mereka membicarakanmu, mereka bilang kau sangat imut dan lucu, Nuea jatuh cinta padamu)
"I'm not cute, and I'm not funny, I'm just an ordinary person." Balas Ice. (Saya tidak imut, dan saya tidak lucu, saya hanya orang biasa)
"No no no you look so cute. Friends throughout the faculty also often talk about you." Tambah Flow. (Tidak, tidak, kamu terlihat sangat manis. Teman-teman di seluruh fakultas juga sering membicarakanmu)
Dan Ice hanya tersenyum.
"Look, we've been classmates for a month and I just saw you smile, look at your smile so sweet," goda Nuea. (Lihat, kita sudah sekelas selama sebulan dan aku baru saja melihatmu tersenyum, lihat senyummu begitu manis)
Membuat Ice menggelengkan kepalanya sembari menahan senyumannya.
"Ice,' panggil Imo.
Dan Ice menoleh kearah Imo.
"Did you know that besides being known as cute, you are also known as the ice prince, because you always act cold to everyone," tulis Imo. (Tahukah kamu bahwa selain dikenal imut, kamu juga dikenal sebagai pangeran es, karena kamu selalu bersikap dingin kepada semua orang)
"That's because I don't understand what they're talking about." Jawab Ice. (Itu karena saya tidak mengerti apa yang mereka bicarakan)
Flow terdiam menatap Ice, dan langsung menuliskan sesuatu.
"Ice can we hear your voice? Can you say swat dii krab?" Pinta Flow. (Ice bisakah kami mendengar suaramu? Bisakah kamu mengatakan swat dii krab?)
Ice membaca itu dan menatap Flow, Imo, dan Nuea bergantian. Ice diam beberapa saat hingga akhirnya dia berkata.
"Swa dii krab".(hallo)
"Ooiiiii suaranya begitu lembut dan halus, sangat cocok dengan dirinya." Ucap Nuea.
Membuat Flow dan Imo tertawa.
"Nuea said your voice is so soft and smooth, it suits you very well Ice," tulis Flow.(Nuea berkata suaramu sangat lembut dan halus, sangat cocok untukmu Ice)
"Khop Khun," ucap Ice. (Terimakasih)
Membuat mereka bertiga terdiam karna tak menduga Ice akan kembali berbicara menggunakan bahasa Thailand.
"You already understand some of the greetings, huh ice?" Tulis Flow. (Kamu sudah mengerti beberapa salam, ya Ice?)
"Just swat di, khop Khun, dan khodthod," jawab Ice.
"That's correct Ice only you have to add the word Krab behind the words. Cause you're a him," tulis Flow. (Itu benar Ice hanya kamu yang harus menambahkan kata Krab di belakang kata-katanya. Karena kamu adalah laki-laki.)
Ice mengangguk paham dan tersenyum pada Flow.
*****
Daw, Gan dan Earth berjalan menuju kantin kampus untuk makan siang. Seperti biasanya mereka selalu menjadi sorotan bagi orang-orang yang melihat mereka.
Setelah mendapatkan makanan mereka masing-masing, mereka pun duduk di bangku yang sepertinya memang sudah menjadi singgasana mereka jika dikantin.
Bercanda dan bersenda gurau, mengacuhkan orang-orang yang begitu antusias ingin mencoba dekat dengan mereka atau hanya sekedar membicarakan ketampanan mereka saja.
"Ingat Daw Minggu depan kita akan mengikuti pertandingan renang. Pokoknya Fakultas kita harus kembali merebut kemenangannya," ucap Gan bersemangat.
"Tenang saja, kita pasti akan menang, sudah berkali-kali kita selalu mendapatkan medali juara satu itu, keahlian Daw tidak akan dianggap enteng oleh peserta lainnya," tambah Earth.
Dan Daw hanya tersenyum mendengar pembicaraan kedua sahabatnya itu. Sambil menyesap minuman yang dipesannya.
Saat mereka asik berbincang, mata Daw menangkap sesuatu yang mampu membuatnya terperanjat dan meyakinkan dirinya bahwa yang dilihatnya itu tidak salah.
Daw melihat Ice berjalan menjauhi kantin dengan beberapa orang disampingnya.
Dengan cepat Daw beranjak dari kursinya dan berlari mengejar sosok yang memang selalu dicarinya selama sebulan ini.
"Oooii Daw, mau kemana kamu, ooii Daw tunggu," teriak Gan.
"Dia seperti melihat hantu saja berlari sekencang itu," ucap Earth.
"Ayo kita susul dia," tambah Gan lagi.
Lantas mereka pun mengejar Daw yang sudah tak nampak lagi punggungnya.
Daw berlari mengejar Ice namun kehilangan jejak. Daw seperti mencari orang maling. Tatapannya mengarah kesegala penjuru kantin. Namun tetap tak ditemukannya.
"Aaahhhhhh sial!!! Aku yakin itu dia. Itu artinya dia juga belajar disalah satu Fakultas disini," ucap Daw dengan napas yang memburu.
"Oooiii Daw, kamu liat apa sih sampai lari seperti ngejar maling atau lihat hantu?" Tanya Gan yang juga ngos-ngosan.
"Aku melihatnya Gan Earth. Aku melihatnya," ucap Daw bersemangat.
"Melihat siapa??" Tanya Earth.
"Anak itu, yang di bar, aku melihatnya tadi menggunakan seragam fakultas, dia pasti salah satu mahasiswa di salah satu fakultas disini," jawab Daw yang masih berusaha mencari-cari Ice.
"Apa kamu yakin Daw, mungkin saja itu hanya mirip, atau hanya imajinasimu saja," tambah Gan.
"Gan aku harap itu bukan imajinasiku." Ucap Daw.
"Aku harus mencarinya," tambah Daw.
"Eeiii kamu akan mencari keseluruh fakultas disini??" Tanya Gan tak percaya.
Dan Daw hanya mengangguk mantap dan yakin dengan apa yang diucapkannya. Membuat kedua sahabatnya itu hanya dapat saling bertatapan keheranan melihat sikap Daw.
"Aku berharap agar kamu tidak kecewa Daw," ucap Earth sambil menepuk pundak Daw.
"Ayo kembali ke kantin, aku bahkan belum memakan makananku," tambah Gan lagi.
ความคิดเห็น