ตั้งค่าการอ่าน

ค่าเริ่มต้น

  • เลื่อนอัตโนมัติ
    Hot Daddy and Babysitter || YinWar [Special]

    ลำดับตอนที่ #1 : Bab 20B - Kembali

    • เนื้อหาตอนนี้เปิดให้อ่าน
    • 238
      88
      18 ก.พ. 64

    Peringatan -18

     

    Setelah masa kediaman War terhadap Yin berlalu, mereka kembali ke Penthouse. Siangnya sesuai apa yang diinginkan War, War dan Vee akan menyambangi Yin di perusahaan untuk makan siang.

    Orang-orang perusahaan menyambut dengan hormat kedatangan kekasih dan anak Presdir mereka. Beberapa orang bahkan terjerat dengan pesona menawan dari War yang dipancarkan. Tak heran, seorang Presdir jatuh cinta dengan War. Karena nyatanya apa yang dimiliki War adalah keindahan. Walau hanya sepintas mereka melihat, tapi mereka yakini sifatnya sama indahnya dengan parasnya, sebab senyum itu begitu cerah.

    War lebih dulu menyambangi kakaknya memberi bekal. Semua orang perusahaan tahu siapa Phi Tomo bagi kekasih Presdirnya, jadi baik War maupun Phi Tomo juga tidak bersikap rahasia.
     

    ~oOo~


    War merebahkan tubuhnya diatas kamar tidur lebar yang dirindukan. Bermain berguling ke semua sisi tempat tidur. Sebelum sebuah tangan menahan pergerakan War, mengunci tangan War diatas kepala.

    Tetes dari rambut basah Yin mengenai wajah War. Membuat sang empu mengerucut sebal.

    "Minggir, Dad."

    Yin tak juga beranjak, mata tajamnya semakin dalam menatap wajah War.

    "Keringkan dulu rambutmu."

    Yin menyerah, dia beranjak duduk di pinggir tempat tidur. Menunggu War yang mengambil handuk lainnya.

    War berdiri di depan Yin, mengering rambut basah Yin. Yin dengan nakalnya malah menenggelamkan kepala pada perut War. Memeluk War semakin merapat.

    "Kenapa sekarang hanya menggunakan celana pendek? Bukannya tadi lebih panjang dari ini?"

    "Aku melepasnya karena akan tidur."

    "Tidak memakai piyama?"

    "Apa tidur harus selalu memakai piyama."

    Yin menggelengkan kepala yang masih betah di perut War.

    "Lepas, aku akan mengambil piyama untukmu." War berusaha membuat tangan Yin lepas memeluknya. Namun bukannya lepas, Yin malah mengelus paha putih War yang terekspos. Kepalanya masuk kedalam kaos longgar War mengecup dan menjilati permukaan perut War yang cukup bidang.

    "Dadhh, geli."

    War mencoba mendorong bahu telanjang Yin. Sayangnya usaha itu sia-sia. Yin malah mengangkat tubuh War dan melemparkannya di tempat tidur.

    Entah mengapa, tiba-tiba saja mata Yin menjadi liar. Tanganya bergerak membelai wajah sang pujaan. Mengecup dalam kening menyalurkan perasaan. Hingga seluruh wajah War tak luput dari sapuan.

    "Ingat aku akan membuat bibirmu bengkak?"

    "Heumb."

    "Jadi apa bisa dilakukan sekarang?"

    Bukannya menjawab, War menarik kepala Yin. Mencium Yin sebentar dan melepaskannya.

    "Aku mencintaimu."

    War sudah sering mendengar kalimat itu. Tapi tetap saja hatinya mampu dibuat melambung semakin tinggi.

    "Aku juga mencintaimu."

    Mereka saling melempar senyum, hingga bibir-bibir itu saling beradu.

    Menyesap manisnya bibir lawan. Memiringkan kepala ke kiri dan ke kanan. Bibir atas dan bawah berganti untuk di kulum. Yin memasukan lidahnya ke dalam mulut War. Lidah mereka saling melilit. Mereka juga mengabsen setiap deretan gigi. Membuat saliva keluar membasahi dagu.

    War mendorong pelan dada telanjang Yin, membutuhkan celah untuk bernafas. Disaat War meraup oksigen dengan rakus, Yin menjilati dagu War yang basah oleh saliva. Lidahnya turun menjalar ke leher jenjang War. Menjilat seluruh sisi yang ditawarkan.

    "Ssstttnghh." War meringis akibat Yin yang menggigit perpotongan leher War. Namun tak hanya satu gigitan, Yin memberikan banyak gigitan pada leher dan bahu War yang terbuka karena kerah kaos War yang lebar.

    Mata Yin menatap pada titik yang mengintip keluar dari kaos War. Menjilati dan mengemut layaknya bayi menyusu. Niple satunya dimainkan oleh tangan nakal Yin yang masuk ke dalam kaos. Dipilin dan dicubit membuat sensasi nikmat tak terkira. Mulut dan tangan Yin berganti bermain, mungkin tak ingin salah satu merasa iri.

    War membusungkan dadanya, menekan kepala Yin agar semakin tenggelam di dadanya. Lenguhan nikmat tak War bendung, karena suaranya tak mungkin keluar dari dinding kamar.

    Yin melepaskan kaos War. Matanya memandang tubuh war yang sempurna. Dada War bidang dan kulitnya putih memerah.

    Mulut Yin menarik dua niple War yang membengkak. Puas dengan itu, mulut Yin menjelajahi tubuh sempurna War. Memberikan tanda pada setiap tubuh kesayangan.

    Setelah permukaan tubuh War terjamah semua, mulut Yin kembali mencium mulut War lama. Sesuai apa yang dikata, Yin akan membuat bibir itu bengkak.

    "Ahhh, ahhh."

    Deru nafas mereka berat setelah ciuman panjang mereka. Bibir bengkak War menyeringai ke arah Yin. Belum sempat Yin memahami maksudnya, tubuh Yin sudah di dorong War. Kini posisi mereka War berada di atas Yin.

    "Sekarang aku yang bermain."

    War berbisik di telinga Yin. Menghembuskan nafasnya menggelitik. Menggigit telinga Yin seperti apa yang suka Yin lakukan.

    Yin tersenyum akan aksi War. Dia akan menikmati apa yang akan kekasihnya lakukan.

    War melakukan apa yang juga Yin lakukan pada tubuhnya. Menggigit tubuh Yin di setiap permukaan. Bermain pada dada dan niple Yin yang keras. War cukup mudah melakukan. Walaupun dia adalah pihak istri, namun tak dapat dipungkiri, ada jiwa dominan yang berada dalam tubuh War karena dia juga seorang pria.

    Tubuh War kembali dibalikan oleh Yin dengan mudah. Yin mencium lagi bibir bengkak War. Matanya mengarah pada bagian bawah dibalik celana pendek War. Tangan besar Yin meremas milik War dari luar celana.

    "Daddh... berhentihhh."

    Sial, Yin merutuki langkahnya yang semakin jauh. Tujuan hanya ingin berciuman hingga bibir membengkak.

    Yin menegakan tubuhnya, mengencangkan kembali handuk yang hampir terlepas.

    War menggeleng melihat Yin turun dari tempat tidur. Tidak bukan maksud seperti itu War menghentikan Yin. War mengejar Yin, menempelkan tubuhnya pada panggung telanjang Yin.

    "Aku milikmu, kan?"

    "Kamu milikku dan aku milikmu."

    "Apa Daddy tidak ingin benar memiliki aku hati, jiwa dan raga?"

    Yin menautkan alisnya. Membalikan badannya menangkap maksud War.

    "Kamu ingin memiliki ragaku, atau mungkin tubuhku sepenuhnya?"

    Yin sekarang memahami apa maksud memiliki semuanya.

    "Aku ingin, tapi aku tidak memaksa jika kamu tak siap."

    War berlari menuju pintu kamar. Mengunci pintunya dan kembali ke hadapan Yin. Menarik kepala Yin kebawah untuk dicium War dibibirnya.

    "Aku tadi melirik kesana dan ternyata belum di kunci. Menghindari ada yang masuk lagi."

    "Haha."

    Yin paham sekarang. War tidak ingin kejadian di Hongkong terulang. Apalagi disini yang bisa memergoki mereka adalah Vee yang masih kecil.

    "Jadi kamu siap dan akan melanjutkan?"

    War tersenyum, dan membawa tangan Yin ke arah celana pendeknya.

    "Sial, baby. Aku akan membuatmu hamil."

    "Aku pria, Dad." War memukul dada Yin.

    "Kita tidak tahu takdir yang direncanakan Tuhan."

    Lekas Yin menarik pinggang War. Mencium lagi bibir War dengan rakus. Sambil berciuman, Yin tidak lagi membawa War ke tempat tidur, melainkan ke depan sebuah cermin besar yang bisa memantulkan seluruh tubuh.

    Menghadapakan tubuh War di depan cermin, sedang Yin dibelakangnya bermain pada tonjolan dibalik celana pendek War. Celana War kini cukup basah, Yin membuka segera melihatkan tubuh War yang telanjang penuh.

    Glupp

    Yin dibuat gila dengan tubuh kekasihnya. Sempurna tak ada celah. War yang tahu Yin memandangnya dengan nafsu memuja. Membalikan badannya menutup muka.

    "Hai kenapa menutup wajahmu?"

    "Malu, Dad. Kamu melihatku seperti ingin memakanku."

    "Haha... Bukankah tujuanku ingin memakanmu?"

    "Ck, menyebalkan."

    Yin memeluk tubuh telanjang War rapat. Sialnya, milik War yang terbebas membuat milik Yin yang masih di balik handuk menegang dan ingin terbabas.

    War tersenyum licik, dia membuka lilitan handuk Yin hingga terlepas. War sudah telanjang maka Yin juga harus telanjang. Mereka harus sama-sama malu, pikir War. Namun sialnya, mata War membelalak melihat milik Yin. War menelan ludahnya kasar, apa itu tidak akan menyakiti lubangnya?

    "Suka apa yang kamu lihat?"

    "Brengsek. Aku hanya berpikir, itu terlalu besar, apa tidak menyakitkan?" War menyengit ngeri.

    "Punyamu saja yang terlalu mungil." Yin mengenggam milik War
    "Tenang aku akan pelan dan membuatmu menikmatinya."

    Yin membalikan badan War menghadap cermin lagi. Tanganya mengurut milik War yang pas digenggam. Kepala Yin menempel pada bahu War bermain di area sana. Tangan lainnya bermain di dada War.

    War dibuat gila. Titik-titik kenikmatannya dimain Yin dengan sempurna. Apalagi War sendiri melihat bagaimana ekspresinya yang binal.

    "Ahhh.. Dadhhh... nghh aku akan keluar."

    Tangan Yin menambah tempo. Hingga cairan War menyembur membasahi tangan Yin, membasahi tubuh War dan cermin.

    Dirasa War telah menikmati orgasmenya, Yin membawa tubuh War berjongkok di depannya.

    "Kulum milikku, baby."

    War paham apa yang harus dilakukan. Dia membelai milik Yin, menekan pada ujung lubang kencing bermain. Sebelum akhirnya membawa milik Yin masuk kedalam mulut mungil War. Tidak sepenuhnya milik Yin bisa masuk, sehingga War juga bermain dengan tanganya.

    Yin menikmati kuluman War pada mulutnya. Tangannya membantu War dengan menggerakan kepala War. Yin mendongkak, mulutnya merancau kenikmatan.

    Yin melepaskan kuluman War dari miliknya. War tidak tahu kenapa Yin melepaskan, apa itu tidak nikmat?

    Yin tahu tatapan War, ada khawatir dari rautnya. Yin membantu War berdiri. Menciumnya dengan dalam.

    "Aku ingin keluar di dalammu." Lega War.

    Kemudian, Yin membalikan lagi tubuh War menghadap cermin. Tubuh di bungkukan dengan tangan bertumbu pada cermin.

    "Shhh..."

    Satu jari Yin masuk ke dalam lubang anal War.

    Jari selanjutnya mengikuti masuk. Menggunting lubang itu agar lebih lebar.

    "Ohhh..."

    Tiga jari kini bersemayam pada lubang War. Ini baru tiga jari, bagaimana jika milik Yin yang masuk?

    "Ahh."

    War merasa kosong ketika jari-jari Yin lepas. Mata mereka beradu lewat pantulan cermin.

    "Aku akan masuk."

    War mengangguk pelan. Dia sudah tidak bisa lari lagi. Lakukan atau tidak akan ada lagi lain kali.

    Yin mengocok miliknya yang memang sudah basah karena kuluman War. Menempatkan pada pintu lubang War bersiap untuk masuk.

    "Arghhh."

    Ini baru ujung milik Yin, tapi sakitnya sudah luar biasa. Yin melepaskan kembali miliknya sebelum akhirnya menghentakan masuk sepenuhnya.

    "Arggghhhh... Ssakkit, Dadhh."

    Yin membawa kepala War ke belakang. Mencium bibir War mengurangi sakit pada tubuh kekasihnya. Beberapa saat milik Yin di dalam War, War yang mulai merasa terbiasa menganggukan kepala untuk Yin bergerak.

    Yin bergerak dari tempo pelan sampai menemukan titik kenikmatan War. Yin menciumi War berkali-kali agar rasa sakitnya teralihkan. Tangan Yin juga tidak diam, dia mengurut milik War dan memeluk War agar tidak terjatuh.

    "Nghhh.

    Suara lenguhan kenikmatan War terdengar. Yin menambahkan tempo semakin cepat.

    "Nghhh disanahhh.. ahhh."

    War akhirnya merancau nikmat. Mata mereka sesekali melihat bagaimana pasangannya bergairah bercinta. Mata War juga melihat melalui cermin, dimana milik Yin timbul dan tenggelam dalam lubangnya.

    "Daddhh, akuhh keluar."

    "Bersama, ahh di dalammu."

    Yin semakin cepat. Suara kulit yang beradu semakin keras. Tubuh mereka terpental-pental.

    "Ahhhhh../Ahhhhh..."

    Mereka bersama meneguk nirwana. Tubuh War yang lemas jatuh di pelukan Yin. Cairan Yin merembes mengalir di sepanjang kaki War. Lubang War tak sanggup menampung banyaknya cairan Yin.

    Yin membawa tubuh War ke atas tempat tidur, tanpa melepas miliknya yang masih tertanam.

    "Ngghh..."

    War yang awalnya belum sepenuhnya sadar, kembali mengerang. Pasalnya Yin kembali bergerak di atasnya. Sontak War mengangkat kakinya ke pundak Yin, agar milik Yin masuk sempurna. Bibir War juga selalu Yin lumat, ditambah tubuh lain yang selalu dijamah.

    Cara main Yin cepat namun lembut. Sprei menjadi melampiasan kenikmatan tiada tara.

    "Nghh nghhh nghhh."

    Suara desahan mereka semakin keras. War kini duduk di pangkuan Yin. Tangan War berpegang pada kepala Yin yang menyusup di dada War, sedang Yin mengelus punggung War yang basah.

    "Ahhhhh...."

    Suara panjang mereka melepas orgasme. War melengkung dan Yin semakin tenggelam di dada War.

    "Ah ah ah."

    Deru nafas mereka berat. Yin membawa War untuk berbaring. Melepaskan miliknya dan turun dari tempat tidur. Dengan sebaskom air hangat dan selembar handuk kecil, Yin telaten membersihkan tubuh lengket War. Memakaikan War sepasang piyama, dan menyelimuti tubuh War yang sudah lelap.

    Mengecup kening War, berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya juga yang penuh keringat dan cairan.

    .
    .
    .
    ~oOo~
    .
    .
    .

    Tebece

    Ini spesial untuk kalian yang vote di cerita saya. Mohon untuk selalu vote di setiap Bab nya.
    Tekan ♥ di bagian akhir cerita ini ya…

    Pertama kali buat adegan enceh, sumveh gaje dan ga kuat. ????

    Saya butuh pendapat juga, War dibuat Mpreg atau normal seperti pria lainnya.
    Silakan komen dibawah ini atau di kolom Bab 20 sebelumnya.

    Tinggal satu konflik lagi, jadi tetap ikuti sampai selesai.

    Terima kasih.

     

    5 November 2020

    riCHie_CHun

    ติดตามเรื่องนี้
    เก็บเข้าคอลเล็กชัน

    นิยายที่ผู้อ่านนิยมอ่านต่อ ดูทั้งหมด

    loading
    กำลังโหลด...

    อีบุ๊ก ดูทั้งหมด

    loading
    กำลังโหลด...

    ความคิดเห็น

    ×